Rabu, 17 Mei 2017

Kisah Keturunan Jenghis Khan Pertama Yang Memeluk Islam

Rasa geram merasuki pikiran Hulagu. Ia tak habis pikir dengan upaya penghadangan yang dilakukan oleh pasukan Golden Horde di bawah komando saudara sepupunya, Berke Khan terhadap pasukan Il-Khanate miliknya. Saat ini, Hulagu Khan hendak mereorganisasi Mongol dalam upaya untuk merebut Mesir setelah kekalahan dalam Pertempuran Ain Jalut. Namun, akibat pengkhianatan yang dilakukan oleh Berke, Hulagu terpaksa mengarahkan perhatiannya dari Syiria dan Mesir sementara waktu.

Berke  dan Hulagu adalah cucu dari pendiri Kekaisaran Mongol Agung, Jenghis Khan. Berke merupakan anak dari Jochi, putra pertama Jenghis, sedangkan Hulagu ialah anak dari Tolui, putra keempat Jenghis. Sepeninggal Jengis Khan, wilayah-wilayah taklukkan Mongol dibagi kepada empat anaknya, Jochi, Jaghatai, Ogodei, dan Tolui, serta saudara Jenghis Khan. Kedudukan Khan Agung, pemimpin tertinggi, dikuasai oleh Ogodei, putera ketiga Jenghis Khan yang memerintah antara 1229-1241 M serta garis suksesi keturunannya.

Golden Horde Flag
Saudara tertua Hulagu, Mongke Khan sempat menduduki posisi Khan Agung antara 1251-1259 M. Posisi Khan atas Golden Horde yang saat itu masih diduduki oleh saudara tertua Berke, putra tertua Jochi, yakni Batu Khan tercatat merupakan suporter utama pencalonan Mongke. Batu Khan memerintahkan Berke untuk pergi mewakilinya dalam pemilihan tersebut di pusat kekuasaan Mongolia. Dengan demikian, keberhasilan Mongke menduduki tahta tak lepas dari peran Berke dan Golden Horde.

Namun kini, kedua saudara sepupu itu saling bertemu di medan pertempuran untuk suatu alasan yang sangat prinsipil. Berke adalah seorang Muslim. Ia diketahui telah menjadi muslim sejak prosesi pemilihan Mongke sebagai Khan Agung, dimana ia memerintahkan penyembelihan hewan yang akan dimasak sebagai sajian harus dilaksanakan sesuai tuntunan syariat Islam. Beberapa sumber menyatakan bahwa Berke masuk Islam karena peran seorang sufi dari Khawarizmi bernama Saifuddin. Namun sumber lain yang berasal dari Islam menyatakan Berke telah memeluk Islam sejak ia masih kecil.

Wilayah Kekuasaan Golden Horde Pada Puncak Kejayaannya
Para sejarawan Muslim memandang keislaman Berke sebagai keislaman yang baik. Di bawah instruksinya, satuan-satuan militernya senantiasa mematuhi syariat Islam. Seorang pendeta Fransiskan, Wiliam Rubruck yang melakukan perjalanan ke wilayah kekuasaan Mongol bersaksi bahwa Berke tidak mengizinkan babi dimakan dalam kemah-kemah pasukannya.

Berke diketahui telah menyertai peperangan bersama Bangsa Mongol sejak era kakeknya, Jenghis Khan berkuasa. Saat sang ayah Jochi meluaskan penaklukkan bangsa Mongol hingga ke Eropa timur, Berke pun ikut serta. Sepeninggal Jochi, wilayah taklukkan yang kemudian disebut sebagai Golden Horde itu kemudian dipimpin oleh Batu, putera pertama Jochi, saudara Berke. Pada tahun 1255 M, Batu wafat dan garis suksesi beralih kepada sang anak bernama Sartaq. Setelah menerima pengangkatan dari Mongke, Sartaq meninggal dalam perjalanan kembali ke Golden Horde di kawasan Volga. Mongke kemudian menunjuk anak Sartaq (sumber lain menyebutkan saudaranya) bernama Ulaghchi. Namun ia juga meninggal dunia tak lama setelah dilantik. Maka kepemimpinan Golden Horde pun otomatis beralih ke tangan Berke pada tahun 1257 M.

Pada tahun 1258 M, Hulagu berhasil meluaskan ekspansi kekuasaan Mongol hingga ke Baghdad. Ia memerintahkan pembunuhan atas Khalifah Abassiyah ketika itu, Al Musta’sim.  Namun, belum cukup sampai disitu, Hulagu ingin terus melebarkan penaklukkan Mongol hingga Syiria dan Mesir.
Beberapa saat setelahnya, Syiria pun jatuh tanpa perlawanan berarti. Ia sudah bersiap dengan pasukan untuk merebut Mesir, sebelum akhirnya datang berita tentang wafatnya Mongke yang mengharuskannya kembali ke pusat Mongolia untuk melakukan pemilihan Khan Agung selanjutnya. Ia menyerahkan tugas kepada Kitbuga, jenderal terbaiknya untuk menaklukkan Mesir. Namun ia harus kecewa karena Kitbuga berhasil dikalahkan oleh Tentara Mamluk di Ain Jalut.

Kini impian Hulagu menaklukkan seluruh wilayah Islam kembali terhalang oleh pengkhianatan sepupunya. Berke diketahui marah besar karena perlakuan Hulagu dan tentaranya saat mereka menghancurkan Baghdad, Ibu Kota Kekhalifahan Islam. Ia menuntut pembalasan dendam atas hancurnya peradaban Islam yang dilakukan Hulagu. Itulah alasan mengapa Hulagu pertempuran antar saudara ini harus terjadi.

Hulagu memaksa kudanya untuk melaju kencang menuju utara bersama pasukan kavaleri Il-Khanatenya. Setibanya di Sungai Terek, Hulagu dan pasukannya telah selesai menyeberangi sungai itu sebelum mereka akhirnya dikejutkan oleh serangan mendadak dari Nogai, anggota keluarga dan salah satu Jenderal Berke. Serangan tersebut memaksa Hulagu dan pasukannya menyeberangi kembali Sungai Terek yang saat itu sedang membeku oleh musim dingin. Namun kali ini banyak pasukan Hulagu yang terjerembab ke dalam sungai dan tenggelam karena lapisan es sungai itu pecah oleh hentakan tapak-tapak kuda mereka. Hulagu mengalami kekalahan pada pertempuran tersebut dan terpaksa kembali ke wilayah kekuasaannya di Persia.


Setelah persitiwa itu Hulagu menghapus impiannya untuk menaklukkan Mesir, sehingga ancaman terhadap dunia Islam pun berakhir. Perseteruan antara Golden Horde dan Il-Khanate terus berlangsung sejak saat itu, meskipun Berke dan Hulagu. telah wafat. Golden Horde kemudian menyatakan pemisahan diri dari pemerintah pusat Mongolia dan mendirikan dinasti yang bertahan hingga abad ke-15 M. Sedangkan Il-Khanate, sedikit demi sedikit mengalami Islamisasi, hingga seorang Khan yang beragama Islam pertama, Ahmad Tegude, putra dari Hulagu naik tahta pada 1282 M.

Recent Post