Pic: http://www.google.com/ |
Alkisah, suatu
ketika hiduplah suatu bangsa yang bernama Indonesia. Tuhan menakdirkannya hidup
di wilayah kepulauan yang dikelilingi lautan luas, alamnya subur nan indah, dipenuhi
dengan sumber kekayaan yang tak terhingga, bahkan konon tongkat kayu dan batu sekalipun
bisa menjadi tanaman. Masyarakatnya majemuk beraneka ragam, tetapi hidup
berdampingan dalam kebhinekaan, saling gotong-royong dalam kebersamaan, saling
hormat-menghormati dalam perbedaan. Indonesia adalah sepotong surga yang Tuhan
ciptakan di atas permukaan bumi untuk menunjukkan kuasa-Nya.
Diantara
rakyatnya banyak yang bertanya-tanya, mengapa Indonesia tidak bisa menjadi
negara yang maju ? Padahal seluruh prasyarat menjadi negara adikuasa ada pada
negeri ini. Selain sumber kekayaan alamnya yang luar biasa, Indonesia juga
memiliki potensi sumber daya manusia yang besar, baik dari sisi kuantitas,
maupun kualitas. Berulang kali, putra-putri negeri tersebut mendapatkan
penghargaan bergengsi di dunia dalam berbagai bidang, dipuji karena keahlian
dan kecerdasannya.
Diantara rakyat
negeri itu, ada yang memilih untuk menyalahkan pemerintahnya, karena dianggap
gagal mengurus negeri. Sebagian justru menyalahkan masyarakatnya, karena dianggap
memiliki budaya tidak disiplin dan kerap berpikir dengan cara yang instan.
Sebagian lagi hanya diam karena lebih sibuk mengejar urusan pribadi. Sedangkan,
sebagian lainnya terus bekerja meskipun sadar kondisi bangsa belum sesuai
dengan harapan.
Yang tidak banyak
disadari oleh sebagian besar rakyat negeri tersebut adalah bahwa mereka hidup
di zaman dengan kondisi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Sepatutnya
mereka bersyukur dengan apa yang telah mereka capai, sembari terus berusaha
mewujudkan cita-cita awal dari generasi terdahulu. Mengapa mereka tidak sadar, bagaimana
dahulu para pejuang mereka yang bersusah
payah merebut kemerdekaan dengan cucuran keringat, air mata, dan darah ? Betapa
sedihnya mereka jika tahu generasi anak-cucu yang mereka perjuangkan untuk
hidup dalam kondisi aman dari ancaman penindasan justru berkeluh-kesah dengan
kondisinya hari ini.
Pic: http://www.google.com/ |
Bagaikan sebuah
kapal tanker yang hendak berbelok, diperlukan lintasan yang sangat panjang
sampai arahnya sesuai dengan tujuan. Akan tetapi dalam prosesnya, orang-orang
yang berada di dalamnya bertanya-tanya kepada sang nahkoda, sebenarnya kapal
ini sedang berbelok atau tidak ? Sama halnya dengan sebuah bangsa besar yang
bernama Indonesia, diperlukan waktu yang lama dan kesabaran yang tak henti-henti
untuk sampai pada akhir dari tujuan. Akan tetapi dalam prosesnya, orang-orang
yang berada di dalamnya bertanya-tanya, apa benar bangsa ini bergerak maju
sesuai dengan arah tujuannya ?
Semua
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam proses menuju tujuan adalah hal yang
wajar dan naluriah, karena orang-orang mulai kehabisan kesabaran sedangkan
tujuan seolah masih sangat jauh dari jangkauan. Tetapi tanpa disadari kemampuan
manusia beradaptasi dengan kondisi jauh lebih cepat dari perubahan itu sendiri,
akibatnya, bangsa Indonesia tidak sadar bahwa sesungguhnya mereka sedang
bergerak maju. Yang mereka perlukan hanyalah kesabaran, keteguhan hati, dan
optimisme.
Indonesia, ketahuilah
bahwa Tuhan yang Maha Adil tidak meninggalkan bangsamu luput dari
perhatian-Nya. Ia hanya menguji kesabaranmu dan usahamu, hingga akhirnya Ia
berkehendak untuk menjadikanmu sebagai bangsa yang besar, kelak saat tiba
masanya.
Pic: http://www.google.com/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar