Rasa geram merasuki pikiran Hulagu. Ia tak habis pikir dengan
upaya penghadangan yang dilakukan oleh pasukan Golden Horde di bawah komando
saudara sepupunya, Berke Khan terhadap pasukan Il-Khanate miliknya. Saat ini, Hulagu Khan hendak mereorganisasi Mongol dalam upaya untuk merebut Mesir
setelah kekalahan dalam Pertempuran Ain Jalut. Namun, akibat pengkhianatan yang
dilakukan oleh Berke, Hulagu terpaksa mengarahkan perhatiannya dari Syiria dan
Mesir sementara waktu.
Berke dan Hulagu
adalah cucu dari pendiri Kekaisaran Mongol Agung, Jenghis Khan. Berke merupakan
anak dari Jochi, putra pertama Jenghis, sedangkan Hulagu ialah anak dari Tolui,
putra keempat Jenghis. Sepeninggal Jengis Khan, wilayah-wilayah
taklukkan Mongol dibagi kepada empat anaknya, Jochi, Jaghatai, Ogodei, dan
Tolui, serta saudara Jenghis Khan. Kedudukan Khan Agung, pemimpin tertinggi,
dikuasai oleh Ogodei, putera ketiga Jenghis Khan yang memerintah antara
1229-1241 M serta garis suksesi keturunannya.
Golden Horde Flag |
Saudara tertua Hulagu, Mongke Khan sempat menduduki posisi
Khan Agung antara 1251-1259 M. Posisi Khan atas Golden Horde yang saat itu
masih diduduki oleh saudara tertua Berke, putra tertua Jochi, yakni Batu Khan tercatat
merupakan suporter utama pencalonan Mongke. Batu Khan memerintahkan Berke untuk
pergi mewakilinya dalam pemilihan tersebut di pusat kekuasaan Mongolia. Dengan
demikian, keberhasilan Mongke menduduki tahta tak lepas dari peran Berke dan
Golden Horde.
Namun kini, kedua saudara sepupu itu saling bertemu di medan
pertempuran untuk suatu alasan yang sangat prinsipil. Berke adalah seorang
Muslim. Ia diketahui telah menjadi muslim sejak prosesi pemilihan Mongke
sebagai Khan Agung, dimana ia memerintahkan penyembelihan hewan yang akan
dimasak sebagai sajian harus dilaksanakan sesuai tuntunan syariat Islam.
Beberapa sumber menyatakan bahwa Berke masuk Islam karena peran seorang sufi
dari Khawarizmi bernama Saifuddin. Namun sumber lain yang berasal dari Islam
menyatakan Berke telah memeluk Islam sejak ia masih kecil.
Wilayah Kekuasaan Golden Horde Pada Puncak Kejayaannya |
Para sejarawan Muslim memandang keislaman Berke sebagai
keislaman yang baik. Di bawah instruksinya, satuan-satuan militernya senantiasa
mematuhi syariat Islam. Seorang pendeta Fransiskan, Wiliam Rubruck yang
melakukan perjalanan ke wilayah kekuasaan Mongol bersaksi bahwa Berke tidak
mengizinkan babi dimakan dalam kemah-kemah pasukannya.
Berke diketahui telah menyertai peperangan bersama Bangsa
Mongol sejak era kakeknya, Jenghis Khan berkuasa. Saat sang ayah Jochi
meluaskan penaklukkan bangsa Mongol hingga ke Eropa timur, Berke pun ikut
serta. Sepeninggal Jochi, wilayah taklukkan yang kemudian disebut sebagai
Golden Horde itu kemudian dipimpin oleh Batu, putera pertama Jochi, saudara
Berke. Pada tahun 1255 M, Batu wafat dan garis suksesi beralih kepada sang anak
bernama Sartaq. Setelah menerima pengangkatan dari Mongke, Sartaq meninggal
dalam perjalanan kembali ke Golden Horde di kawasan Volga. Mongke kemudian
menunjuk anak Sartaq (sumber lain menyebutkan saudaranya) bernama Ulaghchi.
Namun ia juga meninggal dunia tak lama setelah dilantik. Maka kepemimpinan
Golden Horde pun otomatis beralih ke tangan Berke pada tahun 1257 M.
Pada tahun 1258 M, Hulagu berhasil meluaskan ekspansi
kekuasaan Mongol hingga ke Baghdad. Ia memerintahkan pembunuhan atas Khalifah
Abassiyah ketika itu, Al Musta’sim. Namun, belum cukup sampai disitu, Hulagu ingin
terus melebarkan penaklukkan Mongol hingga Syiria dan Mesir.
Beberapa saat
setelahnya, Syiria pun jatuh tanpa perlawanan berarti. Ia sudah bersiap dengan
pasukan untuk merebut Mesir, sebelum akhirnya datang berita tentang wafatnya
Mongke yang mengharuskannya kembali ke pusat Mongolia untuk melakukan pemilihan
Khan Agung selanjutnya. Ia menyerahkan tugas kepada Kitbuga, jenderal
terbaiknya untuk menaklukkan Mesir. Namun ia harus kecewa karena Kitbuga berhasil
dikalahkan oleh Tentara Mamluk di Ain Jalut.
Kini impian Hulagu menaklukkan seluruh wilayah Islam kembali
terhalang oleh pengkhianatan sepupunya. Berke diketahui marah besar karena
perlakuan Hulagu dan tentaranya saat mereka menghancurkan Baghdad, Ibu Kota
Kekhalifahan Islam. Ia menuntut pembalasan dendam atas hancurnya peradaban
Islam yang dilakukan Hulagu. Itulah alasan mengapa Hulagu pertempuran antar
saudara ini harus terjadi.
Hulagu memaksa kudanya untuk melaju kencang menuju utara
bersama pasukan kavaleri Il-Khanatenya. Setibanya di Sungai Terek, Hulagu dan
pasukannya telah selesai menyeberangi sungai itu sebelum mereka akhirnya
dikejutkan oleh serangan mendadak dari Nogai, anggota keluarga dan salah satu
Jenderal Berke. Serangan tersebut memaksa Hulagu dan
pasukannya menyeberangi kembali Sungai Terek yang saat itu sedang membeku oleh
musim dingin. Namun kali ini banyak pasukan Hulagu yang terjerembab ke dalam
sungai dan tenggelam karena lapisan es sungai itu pecah oleh hentakan
tapak-tapak kuda mereka. Hulagu mengalami kekalahan pada pertempuran tersebut
dan terpaksa kembali ke wilayah kekuasaannya di Persia.
Setelah persitiwa itu Hulagu menghapus impiannya untuk
menaklukkan Mesir, sehingga ancaman terhadap dunia Islam pun berakhir. Perseteruan
antara Golden Horde dan Il-Khanate terus berlangsung sejak saat itu, meskipun
Berke dan Hulagu. telah wafat. Golden Horde kemudian menyatakan pemisahan diri
dari pemerintah pusat Mongolia dan mendirikan dinasti yang bertahan hingga abad
ke-15 M. Sedangkan Il-Khanate, sedikit demi sedikit mengalami Islamisasi,
hingga seorang Khan yang beragama Islam pertama, Ahmad Tegude, putra dari
Hulagu naik tahta pada 1282 M.