Selasa, 17 Mei 2011

Dari Konflik Menuju Equilibrium


Ideal, konstan, ceteris paribus...
Ketika variabel lain dinafikan, kurva supply dan demand bertemu pada suatu titik, itulah equilibrium.
Namun ia hanyalah sebuah konsep, tempatnya di dunia ide dan terkurung dalam tabir pikiran.
Ketika variabel lain dimunculkan, maka selamat datang di dunia nyata!

Variabel-variabel itulah yang selalu menghiasi perjalanan sejarah manusia, ia mustahil ditiadakan, titik equilibrium selalu menyesuaikan dirinya.
Variabel-variabel itulah yang membuat hidup terus berputar, menyebabkan konflik akibat kontradiksi yang tiada henti, titik equilibrium selalu menyesuaikan dirinya.

Inilah proses yang terus berlangsung, panjang, namun bukan berarti kekal.
Inilah proses yang dinamis, linier, tapi bukan berarti pelik.
Ia tersusun dari pola-pola tertentu yang dapat dimengerti.
Ia terdiri atas hakikat perubahan, hukum, dan sangat determinis.

Kita manusia tidak memiliki kehendak bebas saat ini, konflik berada diluar kendali kita.
Tidak ada pilihan lain... kita hanya bisa mengikuti arus, terhanyut di dalamnya.
Dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan. Pengiyaan, pengingkaran, dan akhirnya... kesatuan kontradiksi.

Kelak, suatu hari yang pasti akan datang, kontradiksi itu akan berakhir.
Ketika untuk pertama kalinya
manusia dimungkinkan untuk memperolah kebebasannya dan pemenuhan diri.
Saat itu kita tak terpecah belah, melainkan satu kesatuan organik.
Saat itulah kita telah mencapai suatu penyesuaian dari titik equilibrium!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post