Senin, 08 Mei 2017

Ketika darah Tertumpah di Masjid al-Haram

Juhaiman menyadari bahwa belum pernah ada pria yang pernah melakukan misi ini sebelumnya. Sebuah misi suci yang akan meniadakan seluruh fitnah di muka bumi dan menyalakan ketentraman.

Menurutnya, Arab telah kehilangan jati diri. Masyarakat telah terserap oleh materialisme dan konsumerisme. Orang-orang membangun rumah mewah, penyiar berita di televisi tidak mengenakan hijab, musik  dihalalkan, dan bahkan orang-orang kafir kian banyak yang berdatangan ke negeri tersebut. Tidak ada lagi alasan untuk tetap berdiam diri selain harus segera bergerak. Ia benar-benar yakin atas apa yang hendak ditempuhnya, melenyapkan rezim jahat ini dan menegakkan kedamaian di seluruh semesta.


Rencana telah disusun matang. Tepat pada 1 Muharam 1400 H, masjid Al Haram akan menjadi saksi pembuktian nubuwat. Sebagaimana yang telah diwartakan oleh Rasulullah 13 abad sebelumnya, Allah berjanji akan mengirimkan seorang Mujadid pada setiap awal abad untuk mengoreksi penyimpangan yang dilakukan oleh umat dan mengembalikannya pada agama yang lurus. Juhaiman memiliki keyakinan yang mantap, bahwa dia dan kelompoknyalah yang akan menggenapi janji tersebut.

Ia dan para Ikhwan yang telah cukup berlatih menggunakan senjata siap melakukan misi ini. Mereka telah menyebar di segenap penjuru masjid dengan membawa sejumlah peti mati berisikan senjata api. Pihak otoritas tidak pernah memberlakukan pengawasan yang ketat pada jamaah yang hendak masuk karena tak mungkin ada seorang muslim yang pernah berpikir untuk membuat keonaran di dalam masjid Al haram. Haram menumpahkan darah di dalam masjid, sebagaimana masjid itu dinamakan.

Setelah pelaksanaan sholat Ashar, Juhaiman yang telah memposisikan diri tepat dibelakang imam menarik senjatanya dan mengambil-alih mikrofon secara paksa. Ia pun mulai berbicara kepada khalayak bahwa hari penghakiman semakin dekat, Saudi adalah seburuk-buruknya pemerintahan di dunia, mereka telah keluar dari agamanya, serta memproklamirkan telah tibanya Al Mahdi. Ia kemudian meminta seluruh muslim memberikan sumpah setia kepada sang Mahdi yang tak lain adalah kakak ipar Juhaiman sendiri.

Sebagian besar jamaah berasal dari Pakistan dan Indonesia. Mereka tidak begitu mengerti bahasa Arab. Selama hampir dua minggu mereka disandera di dalam masjid al Haram dengan perasaan ketakutan akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Juhaiman menutup akses keluar masuk masjid tersebut, serta menempatkan sniper di tiap menara masjid, bersiap untuk membunuh siapapun yang mencoba untuk melarikan diri. Selama hampir dua minggu prosesi thawaf dan sholat berjamaah lima waktu sama sekali terhenti.

Tentara pun dikirimkan oleh pihak otoritas. Namun berbeda dari narasi yang tertuang dalam hadis tentang Al Mahdi, tentara-tentara yang dikirim oleh pemerintah Saudi itu tidak ditenggelamkan Allah di tengah padang pasir. Mereka justru berhasil menembus isolasi yang dilakukan oleh kelompok Juhaiman di masjid al Haram, meskipun harus dengan menggunakan senjata berat seperti tank dan granat.

Episode yang terjadi selanjutnya ialah adegan kekerasan. Pilihan manuver militer yang berlebihan harus dibayar mahal oleh pemerintah Saudi, diperkirakan ratusan jamaah terbunuh di masjid yang mestinya tidak diperkenankan adanya setetes darah pun tertumpah.

Juhayman al-Otaybi
Juhaiman pun akhirnya berhasil tertangkap, sedangkan kakak iparnya yang diklaim sebagai sang mahdi tewas. Ada rumor yang mengatakan bahwa Juhaiman sendiri yang menembaknya. Jumaiman kemudian dijatuhi hukuman eksekusi di depan publik karena tindakannya ini.

Setelah kematiannya,  tak sedikit orang mengaguminya. Dalam salah satu ceramahnya, Osama Bin Laden pernah menyatakan rasa simpati kepada Juhaiman. Baginya, Juhaiman adalah inspirasi untuk memperdalam agama sebelum ia bertempur di Afghanistan melawan Soviet. Bahkan, para syekh dan kolega Juhaiman di Universitas Madinah, universitas paling bergengsi di Saudi, juga memandangnya sebagai orang yang berada di jalan kebenaran. Meskipun harus dicatat, mereka tidak pernah menyetujui aksinya, apalagi membenarkan klaimnya seputar imam Mahdi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post