Minggu, 07 Mei 2017

Game of Throne


Sejumlah dekrit baru saja dikeluarkan oleh Sang raja untuk memuluskan rencana transisi kekuasaan dari para pangeran generasi kedua ke generasi ketiga. Sang raja sendiri diperkirakan akan menjadi raja yang terakhir dari generasi kedua setelah baru-baru ini ia menyingkirkan saudara tirinya dari garis suksesi. Sang raja lantas memberikan keponakannya posisi putra mahkota, serta menunjuk putranya sendiri sebagai deputi putra mahkota. Dengan sejumlah pergantian jabatan yang dilakukan oleh sang raja, sesungguhnya ia telah berhasil memuluskan langkah bagi klannya untuk menjadi satu-satunya faksi yang paling berkuasa dalam menentukan arah kerajaan tersebut di masa yang akan datang.

Sepeninggal pendiri kerajaan yang merupakan ayah dari sang raja, ada kesepakatan tak tertulis bahwa kekuasaan akan diberikan kepada anak-anak dari sang pendiri secara bergiliran berdasarkan pada asas senioritas. Sistem sirkulasi kekuasaan inilah yang menjadikan kerajaan ini unik dari sistem monarki manapun di muka bumi. Sang pendiri kerajaan memiliki setidaknya 43 anak dari 22 istrinya, 36 diantaranya merupakan laki-laki. Tidak semua anak memperoleh kesempatan menduduki kursi singasana, beberapa diantaranya tersingkir oleh karena kompetisi politik antar faksi, dan sisanya lebih dikarenakan faktor alamiah, yakni tidak berumur panjang.

Pendiri kerajaan menikahi istri-istrinya dalam rangka politis, yakni untuk menyatukan wilayah dengan para penguasa tribal untuk memperkuat dan memperbesar daerah kerajaannya. Itulah mengapa kontestasi diantara para pangeran terjadi secara alamiah, mereka berusaha untuk mengamankan kekuasaan klan atau keturunannya. Sang raja sendiri merupakan bagian dari klan terkuat dalam keluarga kerajaan, putra dari salah satu istri yang paling penting dari sang pendiri kerajaan. Tidak pernah ada istri yang begitu banyak melahirkan putra bagi sang pendiri selain ibunda sang raja. Klannya juga diketahui sebagai yang paling awal mendukung ekspansi kerajaan pada awal mula berdirinya. Bahkan ibunda dari sang pendiri kerajaan juga diketahui berasal dari klan yang sama.

Tujuh putra yang dilahirkan oleh ibu sang raja merupakan orang-orang penting di keluarga kerajaan. Mereka kerap disebut sebagai the magnificent seven. Sebelum dirinya menjabat sebagai raja, almarhum saudara tertuanya juga pernah menempati posisi yang sama. Itulah mengapa sang raja memiliki legitimasi yang sangat kuat untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya agar masa depan kerajaan ini tetap dilanjutkan oleh klannya. Yang menarik, ada alasan tersembunyi dari mengapa ia memilih keponakannya sendiri sebagai putra mahkota. Sebab, sang keponakan tidak memiliki seorang putra yang mampu menggantikannya. Hal ini memberi keringanan langkah bagi putra dari sang raja sendiri dalam jabatannya sebagai deputi putra mahkota agar kelak dapat meneruskan suksesi kekuasaan  monarki terkaya di semenanjung Asia Barat Daya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post